Pengendali banjir juga dapat dijadikan sebuah objek wisata. Hal ini belum dilihat secara jeli oleh pemerintah kota Makassar. Padahal di Makassar sendiri terdapat pengendali banjir yang sangat berpotensi dijadikan objek wisata yaitu Balan Tonjong.
Dibangun sekitar tahun 1980-an, Balan Tonjong pertama kali diperuntukkan sebagai pengendali banjir kota Makassar. Dengan memiliki luas sekitar 60 hektar, Balan Tonjong dapat memperlihatkan fungsinya sebgai pengendali banjir. Di dalam area Balan Tonjong, pemerintah kota Makassar memiliki aset sekitar 8 hektar.
“Balan Tonjong ini sangat indah sehingga sangat memungkinkan diadakannya kegiatan-kegiatan wisata. Hal ini telah diketahui oleh pemerintah kota Makassar sehingga membangun sebuah baruga di atas Balan Tonjong. Kenapa tidak kita coba benahi karena Balan Tonjong ini satu-satunya yang dapat dijadikan obejk wisata air yang ada di kota Makassar,” buka H. Gani Sirman, Camat Manggala.
“Sebenarnya pengolahan Balan Tonjong langsung berada di bawah naungan Dinas Pariwisata koa Makassar. Namun pihak kecematan tetap akan memberikan masukan-masukan karena pihak kecamatanlah yang mengetahui dan melihat langsung manfaat yang ada. Jadi kita sebagai pihak kecamatan setiap saat memberikan informasi tinggal pihak pariwisata ini kapan akan menyikapi,” ungkap Gani Sirman lebih lanjut.
Untuk menjadikan Balan Tonjong sebagai salah tempat wisata pilihan masyarakat Makassar dan sekitarnya, masih dibutuhkan beberapa pembenahan. Pemerintah kecamatan, pada tahun 2004 telah mencoba membangun lesehan. Hal ini dilakukan untuk menarik wisata masyarakat. “Saya ingin mencoba membangun lesehan dan ingin meniru Malioboro di Yogyakarta. Pada awalnya banyak mendapatkan respon dari masyarakat, namun lama-kelamaan masyarakat mungkin jenuh dan mulai meninggalkan. Program ini hanya bertahan selama 4 bulan,” kata Gani Sirman.
Lebih lanjut H. Gani Sirman menuturkan, hilangnya minat masyarakat mungkin diakibatkan, yang pertama karena yang mengolah masih belum profesioanal yang kedua belun adanya hiburan pada malam hari yang dapat membuat masyarakat untuk tertarik dating menghabiskan waktunya.
Selain pembangunan baruga dan lesehan, dalam menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Balan Tonjong, pemerintah kecamatan Manggala dan pemerintah kota Makassar telah mendatangkan bebek-bebek. Namun lagi-lagi program ini gagal. Hal ini diakibatkan air Balan Tonjong masih keruh dan dangkal serta area untuk bebek-bebek sangat terbatas.
Balan Tonjong juga dapat dimanfaatkan sebagai kolam pemancingan ikan. “Kalau Balan Tonjong difungsikan dengan memelihara ikan tawar, masyarakat tidak usah jauh-jauh lagi ke Bili-bili untuk memancing,” sebut H. Gani Sirman.
Di samping dapat dijadikan objek wisata, Balan Tonjong juga memiliki keindahan bunga terarai yang tidak terdapa tandingannya di Asia. “Mentri Lingkungan saat itu, Emil Salim, pernah memuji keindahan bunga tertai yang ada di Balan Tonjong.’Bunga teratai yang terdapat di Balan Tonjong ini merupakan bunga teratai terbaik di Asia,’ kata Emil Salim yang dititukan oleh warga,” ucap H. Gani Sirman.
H. Gani Sirman selaku pemegang puncak kepemimpinan di kecamatan Manggala mengharapkan pemerintah kota maupun pihak swasta berminat untuk mengelola Balan Tonjong secara professional sehinggan dapat menjadi salah satu objek wisata air dan tempat hiburan bagi masyarakat Makassar dan sekitarnya.
(Sahid Makassar terkini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar