Hasil Pencarian

Pencarian

Kamis, 29 Mei 2008

Tola’ bala In South Celebes Tradition





Secara harfiah tola` bala berarti “menolak bahaya”. Tujuan tola’ bala hampir sama dengan kuliwa, demikian pula acara yang dilaksanakan di dalamnya. Jenis tola’ bala yang lain adalah ritual yang umumnya dilaksanakan oleh isteri-isteri nelayan dan sifatnya lebih sederhana. Bahan yang diperlukan dalam tola’ bala adalah: loka tira’, loka manurung, banno’, buras, dan makanan yang manis (kue); peralatan: tappiang, kappar (baki), dan dupa.


Tola' Bala the meaning as refuse a danger. The meaning of Tolak bala near same as Kuliwa, the ceremonial at do in this like same too. The kind Of Tola' Bala are ritual from wife of fisherman but a few modestly. substance to use in Tolak Bala are : loka tira’, loka manurung, banno’, buras, and sweet food (Cookies); peralatan: tappiang, kappar (baki), dan dupa.


Tahapannya adalah: baine posasi’ (isteri nelayan/pelaut) menyiapkan bahan-bahan tersebut; tiga (angka tiga mewakili: punggawa, sawi, dan lopi) kumpulan gabah (bahan pembuat banno’) yang sudah dilumuri minyak diletakkan di atas tappiang; secara bergantian dimasukkan ke dalam wajan tanah yang panas untuk diolah menjadi banno’; karena pengaruh panas, gabah itu akan “meledak”, jika daya semburan banno’ lemah maka itu pertanda ada masalah yang dihadapi oleh banno’ yang diwakili, demikian pula sebaliknya jika kuat tandanya tidak ada masalah;gabah yang telah masak dikembalikan ke posisi semula di atas tappiang; selanjutnya bersama pisang, buras dan kue, banno’ dibawa ke rumah panrita untuk dido’akan meminta keselamatan. Khusus pisang, buras, dan kue dibagi dua: ditinggal di rumah ulama (panrita) dan dibawa kembali ke rumah. Sebelum berangkat ke rumah ulama, bahan-bahan yang berada di atas kappar tersebut diasapi dengan dupa di dekat posi’ arriang. Sekembalinya, bahan-bahan tersebut diletakkan di dekat posi’ arriang sampai nelayan kembali dari laut.


the step are : Baine Posasi' ( the wife of fisherman ) preparing three ( Three deputizing of : Punggawa, Saei, and Lopi) corps a rice ( Substance of banno) with smear of oil an put On tappiang, in innings in frying pan. because hot influence of frying pan the rice will exploit , if the exploit are small that sign have problem a banno, like on the contrary but if the sign is hard that meaning is no problem.the rice have ever to ripe back on tappiang for next with banana, buras and cookies has give to panrita home for pray to have save. The Banana, buras and cookies are have been divide to two. has leave in panrita home and to give back at home. before come to panrita home, the substance of kappar must to smoke with dupa in the near from posi' ariang. after that substance must put to Posi' ariang until fisherman be back from the sea


Ritual ini dilaksanakan setelah selesai shalat shubuh pada hari Jum’at. Umumnya dipraktekkan oleh isteri punggawa posasi’, adapun yang suaminya sawi tidak melaksanakan ritual tersebut. Tola’ bala dilaksanakan hanya untuk kegiatan melaut yang memakan waktu lama, misalnya motangnga dan malla’dung. Pembelian bahan untuk tola’ bala dimasukkan ke dalam ongkos melaut yang ditanggung punggawa bersama sawi-nya.



The Ritual have after subuh prayer at friday. that do usually from wife of posasi but the wife of sawi not do that ritual. Tola' Bala have do only the activity of sail and have long time. for example motangnga and malla’dung. for buying substance of Tola' Bala in put sail of budget in guarantee of punggawa and their wife.

1 komentar: